Rahasia Cara Perbanyakan Bunga Kupu-kupu yang Aku Lakukan!

Sebelum aku berbagi tentang cara perbanyakan bunga kupu-kupu yang aku lakukan dan tidak banyak orang yang melakukannya, aku ingin bersedih dulu (jiah alay.. LOL). Blog ini sudah lama sekali tidak aku update, dan mungkin artikel ini juga tidak akan sempurna karena aku tidak mempersiapkan foto-fotonya.. semoga pembaca pandai berhayal dan membayangkan sehingga mengerti yang aku utarakan ya.. 🙂

oke, bunga kupu-kupu adalah salah satu produk andalan aku sewaktu masih trend tanaman hias. sebenarnya tanaman ini sebelum trend juga sudah sangat digemari. Bisa dibilang penjualan tanaman ini waktu itu ibarat jual kacang goreng, laris manis!

Sebelumnya kita lihat dulu penampakan / keragaan bunga kupu-kupu. Bunga kupu-kupu yang aku maksud bukanlah Bauhinia sp. tapi tumbuhan herbal berbatang lunak yang daunnya mirip sayap kupu-kupu dengan warna ungu. terus terang aku sendiri belum tahu nama ilmiahnya, sudah dicari berkali-kali tapi yang muncul Bauhinia melulu.. 😦

Langsung saja lah.. ini dia gambar bunga kupu-kupu yang aku pinjam sebagai referensi dari sini.

bunga kupu-kupu

Wah mantab bener tuh bunga di atas, aku kalau sudah lihat tanaman yang montok kayak gitu pasti deh bawaannya pengen “sadis” melakukan perbanyakan. haha… nah, satu pot kayak gitu biasanya aku berhasil membuat anakan minimal sebanyak 50 anakan, bahkan bisa lebih. sadis kan.. 😀

Yuk kita lihat satu-satu rahasia perbanyakan bunga kupu-kupu yang aku lakukan!

1. rahasia perbanyakan menggunakan helai daun

ini rahasia perbanyakan tanaman yang tidak semua pembudidaya tahu dan tidak semua orang mampu melakukannya. hanya orang bertangan dingin seperti aku yang bisa hehe… ngalem… :p

sebenernya cara yang perlu dilakukan sangat mudah. Bunga kupu-kupu memiliki tangkai daun yang panjang dan terdiri dari 3 anak daun. Nah ketiga anak daun ini berpotensi membentuk minimal 1 anakan. anda bisa bayangkan ada berapa anakan yang bisa diproduksi dengan 1 pot saja? gak mustahil dapat 50 anakan kan.. 😀

alat bantu yang digunakan hanya silet saja, dan gunakan silet yang tajam ya agar hasil potongan sangat sempurna. sebenernya ditarik saja bisa juga tapi hasilnya tidak sempurna dan menyebabkan kegagalan yang lebih besar. Alasannya, luka yang tidak sempurna memudahkan bakteri membusukkan jaringan yang tipis, akibatnya luka itu tidak cepat beregenerasi dan pulih. kalau sudah begitu ya sudahlah dijamin busuk semua!

Setelah ketida anak daun terpisah, rendam dalam air selama 5-10 menit. akan lebih baik jika air diberi sedikit pupk daun atau hormon akan. beri sedikit saja dalam satu liter, yaah kira-kira 0.5 gr dalam 1 liter air.

Kemudian kuburlah sepertiga anak daun dengan ujung daun yang terbenam. Gunakan tanah yang lembab saja, ingat ya jangan tanah basah! lembab saja! lembab saja! Aku lebih suka menggunakan debu bercampur pasir karena keberhasilannya sangat besar. Lalu sungkup deh dan pada minggu kedua ujung daun sudah beregenerasi dan berdiferensiasi membentuk umbi sisik. 2 minggu setelah itu pasti daunnya akan keluar.. 🙂

2. Rahasia Perbanyakan dengan tangkai daun!

Wah.. ini cara perbanyakan yang paling tinggi tingkat kegagalannya. Soalnya harus ada kriteria yang harus Anda cermati. yang paling pokok adalah tangkai daun harus montok, besar dan kokoh.

Cara perbanyakan bunga kupu-kupu yang satu ini bisa menghasilkan minimal 1 anakan, sangat sedikit dibandingkan cara menggunakan helai daun. tapi tidak apa-apa, just sharing saja.. 🙂 tapi Anda memperhatikan kalimat aku tadi? minimal satu! berarti bisa 2, 3, 4 atau 5 ya kan… berarti potensi hasilnya lebih besar dibandingkan cara pertama!

Apa sih yang membuat cara ini lebih banyak menghasilkan anakan? jawabannya adalah panjang tangkai daun yang digunakan! semakin panjang tangkai daun semakin banyak anakan yang dihasilkan.

Kalau aku sih tidak mengunakan tangkai yang terlalu panjang, biasanya hanya 10cm saja. caranya, potong tangkai daun dengan menggunakan silet juga agar luka potongannya rata. Oiya, jangan lupa ikutsertakan daunnya ya. potongan tangkai juga tegak lurus ya, bukan miring. Setelah itu rendam juga ke dalam air, tapi cukup tangkainya saja. Setelah 5 menit, kubur tangkai dalam tanah dengan kedalaman 3-4 cm saja. dikubur ya bukan ditancapkan. sebab kalau ditancapkan akan merusak jaringan luka bekas potongan tadi.

Setelah itu sungkup deh.. atau bisa tidak disungkup bisa ditaruh di dalam ruangan dulu selama seminggu. setelah itu boleh ditaruh di luar tapi tetap dibawah naungan. cara ini mungkin seminggu lebih lama menghasilkan anakan dibanding cara 1.

3. Rahasia perbanyakan dengan umbi sisik

Tanaman bunga kupu-kupu yang sudah dewasa dan berbunga, serta sudah montok dengan banyak anakannya, pasti di dalam tanah telah terdapat umbi sisih yang sangat besar! aku biasa beli indukan karena ngincer umbi sisiknya buat perbanyakan hahaha… 😀

Seperti apa sih bentu umbi sisiknya? siap membayangkan ya… bentuknya seperti kuaci yang bertumpuk-tumpuk. nah kalo Anda sering nonton naruto, bentuknya seperti pedangnya kisame yang bernama samehada. nah, tiap sisik yang menyerupai kuaci itu berpotensi menghasilkan 1 anakan.

Cara perbanyakan bunga kupu-kupu yang satu ini sangat gampang sekali dilakukan, anak kecil juga bisa melakukannya. Sebelum melakukan eksekusi, pastikan umbi sisik yang Anda gunakan sangat tua. kemudian Anda cukup mempreteli (bahasa indonesia mempreteli apa ya?? oiya memipil / dipipil) sisik-sisik itu satu persatu. langkah selanjutnya biarkan saja diangin-angin selama 1-2 jam, ingat jagna dijemur ya cukup diangin-anginkan saja supaya lukanya mengering. setelah itu sebag dengan merada di atas pot bermedia lembab. di atasnya ditutup media kering. dalam waktu 2 minggu anakan sudah mulai tumbuh!

4. Bukan rahasia perbanyakan dengan pemisahan anakan.

Cara ini paling sering dilakukan oleh pembudidaya atau pehobi tanaman hias, gak ada yang keren dan gak ada tantangannya dalam perbayangn bunga kupu-kupu yang satu ini. Ibarat kata dijamin jadi deh! kalu gak jadi ya kebangetan hehehe… 😀

cara ini biasanya dilakukan untuk mengejar waktu, misalnya sebulan lagi akan ada pameran, maka cara inilah yang ditempuh. tapi ya harus punya banyak indukan,karena satu indukan paling-paling bisa menghasilkan 3 pot anakan.

caranya yaitu, Anda cukup memisahkan anakan dari mumpun. Bongkar dulu potnya, korek-korek sampai terlihat umbi sisik. setelah itu pisahkan dengan memotel umbi sisik menjadi beberapa bagian. langkah selanjutnya tanam deh… 😀

Yups.. pukul 4:30 pagi artikel ini selesai aku ketik. semoga Anda bisa membayangkan cara-caranya ya.. moga lain waktu aku bisa melengkapi artikel Cara Perbanyakan Bunga Kupu-kupu ini dengan gambar supaya mudah dipahami

Cantik nian Tanaman Merambat si Bunga Hoya

Cantik nian tanaman merambat si bunga hoya | Horteens ^_^

Kecantikan bunga tidak hanya milik bunga mawar saja, ternyata tanaman merambat si bunga hoya juga memiliki kecantikan tersendiri. Mari kita lihat sosok bunga hoya yang mungkin tidak umum dan seterkenal bunga-bunga tersebut.

Bunga hoya memiliki nama latin Hoya carnosa. Morfologi tanamannya yaitu tanaman merambat atau disebut dengan istilah “liana”. Bunga ini termasuk tanaman dikotil, memiliki daun berdaging yang tebal dan dilapisi lilin sehingga kaku.

tanaman hias, tanaman merambat, tanaman pergola, bunga hoya, hoya carnosa

Bunga hoya termasuk bunga majemuk karena memiliki banyak bunga dalam satu rumpun. Ukuran bunga cenderung kecil, tapi karena banyak jadi terlihat besar dan indah. Bunga hoya sangat unik, bunga ini sebagian “berdaging” tebal dan dilapisi lilin. Sebagian bunga hoya juga ada yang berbulu.

Warna bunga hoya sangat beragam. Anda bisa mencari keanekaragaman bunga hoya di Google dengan kata kunci “bunga hoya”. Warna bunga yang umum dan mudah dijumpai di tukang tanaman yaitu warna merah muda, sedangkan warna lainnya seperti merah darah, orange, kelabu dan belang-belang biasanya termasuk hoya spesies dan belum dibudidayakan.

Bila anda tertarik dengan bunga hoya untuk menjadi hiasan halaman Anda, silahkan Anda mencarinya ke Ciapus – Bogor. Di sana Anda dapat menemukan tanaman ini, walau tidak semua pedagang membudidayakannya sih hehehe…

Bila Anda menyukai tas handmade ==> tapi buat wanita ya.. hehehe…, bunga hoya juga dijadikan stilasi hiasan tas. Silahkan Anda lihat stilasi Bunga Hoya di AnekaTasLucu.Com.

Flora Heliconia, bukan asal pisang

Bicara tentang banana, yang pasti heliconia bukan buah berwarna kuning kehijauan. Heliconia yang saya bicarakan yakni nama bunga yang menurut aku pribadi amat menawan. Tumbuhan hias ini umumnya dimanfaatkan sebagai tumbuhan landscape paling utama guna border plant. Kadang-kadang digunakan pula sebagai wall plant <== istilah ngarang, maksud ane tumbuhan ini untuk menutup dinding yang punya kesan kaku hihihi… 🙂

Bila dipandang sepintas, tanaman heliconia tidak berbeda jauh dengan pisang, batang berpelepah, daun lebar dengan pertulangan sejajar. Namun, ukuran flora heliconia sangat lebih kecil jika disamakan tumbuhan banana.

Sebab heliconia merupakan tumbuhan kembang, aku bahas mengenai bunganya aja yah… 🙂 Bunga heliconia sesungguhnya tidak memikat sedikit pun, daya tariknya ada di pelindung kembang / selundang bunga atau bractea. Elemen inilah yang begitu mempesona bagi serangga dan apalagi manusia <== ya iyyallah..

bunga heliconia, pisang hias, pisang-pisangan, kembang heliconia, bractea heliconia, selundang bunga

Selundang bunga memiliki bentuk & warna yang bermacam-macam. Sebagian besar yang saya tahu bentuknya mirip capit udang dan tipis, tetapi ada juga selundang yang tebal “berdaging”. Warna kuning kehijauan condong mendominasi di pasaran sehingga memiliki kesan “biasa”, ada juga yang warna marah menyala. Menurutku yang merah ini keren banget!!!

Dari type pertumbuhan bunga juga dibedakan jadi 2 yakni bunga menjuntai & tegak ke atas. Kedua jenis kembang ini dapat dimanfaatkan sebagai kembang hias di acara-acara resmi seperti pengantin, prasmanan, syukuran dsb. Akan tetapi jenis tegak yang paling banyak untuk bunga potong (yang menjuntai digunakan dengan batang tumbuhannya).

Terutama saking indahnya bunga heliconia ini (walau beberapa saja yang menurutku cantik hahaha) bunga heliconia dijadikan salah satu stilasi (kesenian gambar dengan menyederhanakan bentuk) dalam desain tas handmade. Ingin tahu menyerupai apa? Silahkan anda lihat pada stilasi heliconia.

Aklimatisasi Anggrek

Tanaman in vitro yang akan dipindahkan ke lapang perlu proses pengadaptasian untuk mendukung daya tahan bibit yang disebut aklimatisasi. Planlet tersebut membutuhkan kondisi lingkungan yang hampir sama dengan lingkungan tumbuh sebelumnya yang telah tersedia hara lengkap dan berkelembaban udara optimal (Brainerd dan Fuchigami,1981).

Perubahan lingkungan heterotrof (in vitro) menjadi autotrof (lapang) menyebabkan bibit harus mendapatkan karbohidrat melalui fotosintesis (Pierik, 1987). Media yang cocok pada aklimatisasi akan mengurangi cekaman berat pada bibit saat dipindahkan ke lapang (Dessler, 1981).

Masa aklimatisasi ini memerlukan media beraerasi dan draenasi baik serta kelembaban yang cukup, bebas organisme pengganggu dan bahan berbahaya, cukup hara mineral dan memiliki bobot yang ringan (Hartmann dan Kester, 1983).

Cocopeat merupakan serabut kelapa yang sudah disterilisasi. Cocopeat bersifat menyimpan air. Penggunaan cocopeat dapat menghemat air karena penyiraman dapat dilakukan lebih jarang. Penyiraman dilakukan setelah media kering.

Sphagnum moss merupakan media yang berbahan lumut. Sphagnum moss merupakan media yang sudah steril sehingga tidak perlu disterilisasi lagi. selain itu, media ini bersifat menyimpan air.

Media pakis paling banyak digunakan oleh penggemar anggrek. Beberapa keunggulan pakis menjadikan pakis banyak digunakan. Pakis secara alami di alam merupakan tempat menempelnya anggrek, selain berpori, pakis juga menyimpan nutrisi walaupun tetap perlu pupuk untuk memenuhi kebutuhan anggrek.

Sayangnya pakis mudah dihinggapi cendawan sehingga sejak awal perlu penanganan yang lebih hati-hati bila menggunakan pakis. Selain itu, media pakis mulai jarang ditemui dan keberadaannya di alam perlu dilindungi. Oleh karena itu, sebaiknya gunakan media selain pakis untuk memelihara anggrek (Syuhud, 2008).

Kultur Jaringan Anggrek

Perkembangan kultur jaringan anggrek di Indonesia sangat lambat dibandingkan negara-negara lain, bahkan impor bibit anggrek dalam bentuk ‘flask’ sempat membanjiri nursery-nursery anggrek.

Keadaan tersebut disebabkan pengetahuan pembudidaya anggrek yang sangat sedikit mengenai teknik ini. Selain itu kultur jaringan memerlukan investasi yang besar untuk membangun laboratorium yang mungkin hanya cocok untuk perusahaan.

Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman dalam kondisi aseptik sehingga dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi individu baru yang utuh (Gunawan, 1992).

Teknik kultur jaringan didasari oleh konsep totipotensi sel yang artinya total genetic potential atau setiap sel dari tubuh multisel memiliki potensi memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap (George dan Sherrington, 1984).

Media yang digunakan dalam kultur jaringan anggrek tidak jauh berbeda dengan media lainnya. Beberapa media yang digunakan untuk perbanyakan anggrek adalah Knudson ‘C’ (Knudson, 1946), Wimber (Wimber, 1963) atau Fonnesbech (Fonnesbech, 1972) atau media MS (Murashige and Skoog, 1962).

Media kultur yang digunakan umumnya media padat, kecuali Cattleya yang dikulturkan dalam media cair. Media ini dipadatkan dengan Bacto agar (8 – 10 %). Sebagai sumber karbon, sukrose ditambahkan dalam media (20 gr/L), atau kombinasi glukose (10%) dan sukrose (10%).

Hormon pertumbuhan ditambahkan dalam media ini dalam konsentrasi rendah. Auksin yang digunakan antara lain IAA, IBA, NAA atau 2,4-D pada konsentrsi 1 mg/L karena diduga auksin dapat merangsang pertumbuhan akar. Sitokinin yang digunakan umumnya adalah Kinetin dan BAP pada konsentrsi 0.5 mg/L untuk merangsang pertumbuhan tunas (Mulyaningsih dan Nikmatullah, 2006).

Macam-macam Perbanyakan Anggrek

Dendrobium banyak dibudidayakan karena perkembangbiakan yang mudah. Perkembangbiakan Dendrobium dapat secara generatif melalui penyerbukan yang akan menghasilkan biji dan secara vegetatif dengan beberapa metode.

Bibit Anggrek

Secara alami, Dendrobium dapat membentuk cabang anakan (keiki) di sepanjang bulb, terutama apabila dalam kondisi lingkungan yang tidak baik seperti kekeringan. Apabila telah berakar keiki dapat dipisahkan dari bulb induknya seperti pada Gambar di bawah ini.

Keiki Tumbuh pada Batang

Perbanyakan konvensional yang dapat dilakukan yaitu dengan pemotongan batang (stek). Cara ini biasa dilakukan pada anggrek tipe pertumbuhan monopodial. Stek pada tipe simpodial seperti Dendrobium akan membentuk keiki.

Batang Digantung Terbalik agar Tumbuh Keiki

Anggrek juga dapat dilakukan pemisahan bulb dari rumpun (split), teknik ini dapat dilakukan pada anggrek tipe pertumbuhan simpodial. Rumpun bulb dipisahkan dengan mengikutkan pada masing-masing bagian minimal 3 bulb, hal ini dimaksudkan agar individu baru nantinya dapat bertahan hingga kembali sehat dan membentuk bulb baru.

Tunas Calon Anakan anggrek

Cara perbanyakan lainnya yang telah banyak dilakukan di industri florikultur yaitu kultur jaringan. Cara ini disebut juga cara non konvensional karena membutuhkan teknologi dan biaya yang tidak sedikit untuk memulai dan melakukannya, juga dibutuhkan pengetahuan yang lebih rumit.

Perbanyakan kultur jaringan menggunakan bagian kecil dari tanaman (dapat berupa daun, akar, ujung batang, atau bunga) yang ditanam dalam kondisi aseptik dan lingkungan yang terkendali (Wattimena et al., 1992)

Daun dan Batang Anggrek

Helaian daun anggrek berdaging berwarna hijau tua. Permukaan daun dilapisi kutikula (lapisan lilin) yang dapat melindungi dari serangan hama dan penyakit. Kedudukan daun tersusun secara berjajar berselingan.

Batang anggrek yang menebal merupakan batang semu yang dikenal dengan istilah pseudobulb (pseudo=semu, bulb=batang yang menggembung), berfungsi sebagai penyimpan air dan makanan untuk bertahan saat keadaan kering (Bose dan Battcharjee, 1980).

Batang dan daun anggrek mengandung klorofil, hal ini sangat membantunya memaksimalkan penyerapan sinar matahari untuk fotosintesis dalam habitatnya di hutan yang minim cahaya. Klorofil pada batang anggrek tidak mudah hilang atau terdegradasi walaupun daun-daunnya telah gugur, oleh sebab itu anggrek juga memiliki julukan evergreen.

Bedding Plants

Coleus

Coleus merupakan salah satu jenis tanaman hamparan yang termasuk dalam family Lamiaceae. Coleus adalah tanaman yang suka tumbuh pada tempat dengan cahaya yang terang, cukup, berada pada suhu antara 60° – 65°F (15° – 18°C), dan tidak akan tumbuh pada suhu di bawah 55°F (13°C). Tanaman ini memerlukan banyak air ketika tumbuh bila berada pada musim panas dan kadang-kadang akan mengeluarkan airnya melalui permukaan daun ketika terlalu banyak air.

Tanaman Coleus membutuhkan nutrisi tiap minggu selama musim pans jika kondisinya sehat dan kokoh, tetapi hanya sekali atau dua kali selama musim dingin. Jika tanaman ini sakit, maka perlu diberikan pencahayaan yang cukup, temperature yang cukup hangat, serta menghindarkannya dari air.

Continue reading

Aglaonema Tanaman Berdaun Indah

Aglaonema commutatum

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Aglaonema

PENDAHULUAN

Aglaonema atau Sri Rejeki merupakan tanaman hias populer yang termasuk dalam famili Araceae (talas-talasan), Genus Aglaonema memiliki sekitar 30 spesies dan mempunyai nilai ekonomis tinggi. Keindahan tanaman Aglaonema terletak pada komposisi warna daunnya.

Habitat asli Aglaonema yaitu hutan hujan tropis, tumbuh baik pada daerah yang memiliki intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi sehingga dikelompokkan dalam tanaman indoor plant. Tanaman ini memiliki perakaran serabut dan batang tidak berkambium (berkayu). Pertulangan daun menyirip serta memiliki pembuluh pengangkut (xylem dan floem) yang tersusun secara acak.

Aglaonema merupakan tanaman tahunan (annual). Akibat permintaan yang tinggi dari konsumen, tanaman hias ini telah banyak dibudidayakan di pulau Jawa. Kini bermacam Aglaonema hibrida telah dikembangkan dengan penampilan tanaman yang sangat menarik dengan bermacam-macam warna, bentuk, dan ukuran daun sehingga jauh berbeda dari spesies alami.

Continue reading

Tanaman Mini Penghias Meja

Zamio Culcas03

Sesuatu yang mini terkadang memiliki nilai keindahan yang tinggi, seperti ayam kate, jambu air kancing dan bonsai. Kehadirannya diharapkan memenuhi kebutuhan akan estetika, keunikan dan kepuasan batin.

Tanaman hias indoor ini berkembang dari fungsi awalnya sebagai pembatas ruang, pemberi warna, penghalang angina atau pelembut sudut pada ruangan. Dunia tanaman hias kemudian mengenal seni bonsai dan terrarium.

Seni bonsai yaitu membentuk tanaman berkayu dalam pot agar penampilannya menyerupai bentuk dan keragaan sebenarnya di alam dengan ukuran mini. Sedangkan terrarium yaitu seni menanam tanaman hias dalam wadah kaca yang memiliki tema dan unsur-unsur taman lainnya.

Namun, sebelum seni terrarium dikenal luas, tanaman mini yang ditanam dalam pot sudah dikenal sebagai penghias meja. Bentuk tanaman ini lebih sederhana, ditanam soliter dan berukuran mini seperti bonsai. Jenis tanaman yang dipakai tidak terbatas tanaman berkayu seperti pada bonsai, semua tanaman hias ruangan dapat digunakan.

Pemilihan Tanaman
Dari sekian banyakjenis tanaman, pilihlah tanaman yang berukuran mini dan proporsional dengan pot yang akan digunakan. Tanaman dapat berupa herba maupun berbatang kayu. Contoh tanaman herba diantaranya Aglaonema, Philodendron, Begonia dan lain sebagainya. Sedangkan tanaman berbatang kayu yaitu Chamaedorea elegant (jenis palem), Dracaena surculosa (bambu hoki), atau Ficus elastica (beringin).

Ukuran tanaman tidak ada ketentuan pasti, asalkan proporsional dengan ukuran pot sudah cukup. Skala proporsional yaitu 2 tinggi pot berbanding 3 tinggi tanaman. Sedangkan diameter tajuk tanaman yang baik yaitu mendekati bibir pot. Pada jenis palem, kondisi yang baik untuk digunakan sebagai penghias meja yaitu ketika daunnya telah terbuka semprna.

Media Tanam
Media tanam yang digunakan perlu diperhatikan porositas dan tingkat keliatannya. Sebaiknya jangan terlalu porous seperti pasir atau terlalu liat seperti tanah liat. Campuran beberapa media dapat memperbaiki struktur tanah, lagipula beragam jenis media dapat dapat melengkapi ketersediaan hara bagi tanaman.

Campuran media yang disarankan yaitu terdiri dari pasir, tanah kebun dan humus dengan perbandingan 2 : 1 : 2. selain itu dapat pula diberikan bokasi sebanyak 5% dari media. Sedangkan penggantian media dilakukan 6 bulan sekali.

Pemindahan Tanaman
Untuk tanaman berpolibag, polibag disobek kemudian keluarkan tanaman. Usahakan agar tanahnya tidak rusak / gugur. Potong akar sepertiga bagian dari tanah bagian bawah. Estela itu tanam dalam media baru seperti di atas.

Untuk tanaman berpot, basahi dulu media tanaman agar mudah dipisahkan dari pot. Miringkan pot kemudian tarik keluar tanaman beserta media. Selanjutnya potong akar seperti di atas. Sebagai hiasan dapat mempergunakan batu hias pada permukaan media.

Pemeliharaan
Tanaman yang diletakkan di ruangan ber-AC, penyiraman dilakukan 2 hari sekali. Sedangkan pada ruangan tidak ber-AC penyiraman dilakukan 3-5 hari sekali. Namur penyiraman ini tidaklah mutlak, tergantung dari tingkat kekeringan media.

Cara penyiraman dapat dilakukan dengan merendam pot pada ember berisi air hingga gelembung udara tidak keluar lagi. Khusus tanaman dengan hiasan lumut hidup, penyiraman dilakukan dengan menempelkan spon basah pada permukaan lumut, kemudian ditekan perlahan hingga air yang keluar terserap media.

Pemupukan
Agar pertumbuhan tanaman baik, perlu kita lakukan pemupukan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk daun berbentuk kristal yang larut air karena praktis seperti Gandasil D, Vitabloom hijau, Growmore dan sebagainya. Dosis pupuk daun yaitu setengah dari anjuran label, tujuannya agar tanaman tidak cepat besar. Selain itu dapat pula menggunakan pupuk slow release seperti Dekastar.

Peremajaan
Tanaman yang sudah cukup lama ditanam sebaiknya dilakukan peremajaan akar agar tanaman dapat menghasilkan tajuk baru yang baik. Selain itu agar penampilan tanaman tetap mini. Pemotongan pada dasar media sekitar 10%. Peremajaan akar ini dapat dilakukan ketika mengganti media tanam.

Peremajaan lainnya yaitu tajuk. Pincing / potong cabang-cabang yang tidak dikehendaki keberadaannya atau cabang yang tumbuh tidak beraturan. Tujuan peremajaan tajuk yaitu agar penampilan tanaman tetap terlihat mini dan indah.

Pencahayaan
Kebutuhan cahaya bagi tanaman sangat penting. Kekurangan cahaya dapat menyebabkan tajuk mengalami etiolasi atau pemanjangan. Pemenuhan kebutuhan cahaya dapat dilakukan dengan meletakkan di dekat jendela atau mengeluarkannya 2 minggu sekali. Selain itu mengeluarkan tanaman dimaksudkan untuk memberi udara segar bagi tanaman.

Download artikel ini